Opera Van Java. Acara komedi andalan stasiun TV TRANS7 ini telah menjadi tontonan wajib tiap malam bagi keluarga Indonesia di berbagai daerah. Acara yang ditampikan setiap hari pada pukul 20:00 s.d. 21:00 ini menampilkan semacam pertunjukkan wayang orang, yang diperankan oleh pelawak-pelawak seperti Sule, Aziz Gagap, Andre Taulani, dan Nunung, juga sinden dan dalang, yang diperankan oleh Parto Patrio, lengkap dengan musik gamelan khas Jawa, selain itu para bintang tamu juga sering ditampilkan sebagai pendukung peran dalam setiap cerita.
Acara yang dianggap oleh masyarakat sebagai pengganti acara sketsa komedi sejenis pendahulunya, yakni Extravaganza ini disuguhkan secara menarik dan jenaka, dengan lawakan khas Indonesia yang segar setiap harinya, serta dengan “perilaku pengrusakan” properti-properti yang terbuat dari stereofoam oleh para pendukung acara, yang membuat acara ini mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan acara komedi lainnya.
Meskipun acara ini mengambil konsep pewayangan, namun cerita yang disuguhkan tidak melulu tentang cerita wayang, dalam tiap episodenya, Opera Van Java menampilkan cerita yang berbeda-beda, baik itu cerita rakyat, maupun cerita modern. Inilah yang membuat acara ini selalu ditunggu-tunggu oleh para penonton setianya.
Kreatifitas para kru dan pendukung acara dalam Opera Van Java telah mendapat buah yang manis. Bukan hanya rating yang tinggi, acara ini juga berhasil meraih piala di ajang Panasonic Gobel Award 2010 sebagai acara komedi terfavorit, bahkan 2 orang pemainnya, yakni Sule dan Aziz Gagap menjadi nominasi pelawak terfavorit dalam ajang bergengsi yang digelar tiap tahunnya ini.
Namun menurut saya, meskipun acara ini telah mendulang kesuksesn yang luar biasa, ada baiknya jika Opera Van Java tidak ditayangkan setiap hari, untuk menghindari kebosanan para pemirsa. Meskipun sejauh ini acara ini masih menjadi favorit para pemirsa Indonesia, berkat peran para pendukung acara yang selalu memberi lawakan yang berbeda tiap harinya.
Akhir kata, bukan Opera Van Java namanya jika tidak diakhiri dengan sebuah pantun:
*Di sana gunung di sini gunung,
*Di tengah-tengahnya Pulau Jawa,
*Wayangnya bingung, dalangnya lebih bingung,
*Yang penting bisa ketawa..